This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 14 Juni 2014

Cara mencegah penyakit jantung

Cara mencegah penyakit jantung



Walaupun 7 tips pertama anda ikuti, dan anda juga nggak ngerokok, anda sudah mengurangi kemungkinan serangan jantung sampai dengan 90 persen! Apalagi jika semua anda ikuti.
1. Jalan selama 30 menit setiap hari! Nggak ada alasan!, lalu setelah itu, coba telepon seseorang. jalan setengah jam setiap hari, menurunkan resiko serangan jantung sekitar 30 persen. Ini semacam ujian bagi anda, Jika anda sukses melakukan hal ini, kemungkinan anda mulai akan melakukan kompromi2 yang lain. Bertelepon dengan orang lain adalah langkah yang sangat penting: karena akan memperkuat komitmen anda. O yah, coba telepon rekan perempuan anda, karena mereka akan lebih mendukung anda.
2. Kenali tekanan darah anda, dan lakukan apapun, supaya mencapai angka 115/75. Tenakan darah anda mungkin bahkan lebih penting daripada kolesterol anda. Dan, anda bisa menurunkan tekana ini sendiri. Cara terbaik? Olah raga teratur, dan kurangi lemak di perut. Kenapa? karena lemak ini menutupi organ2 penting, sehingga, supaya organ2 ini bisa bekerja lebih baik, dibutuhkan tekanan darah lebih. Jadi, ketika lemak perut berkurang, tekanan darah yang dibutuhkan akan menurun drastis.
3. Makan 250gr kacang2an setiap hari. Kacang2an akan meningkatkan kadar kolesterol baik, HDL, dan menurunkan radang. Kacang juga membantu menyehatkan jantung dengan alasan yang belum jelas. Kacang memiliki kadar asam lemak Omega 3 tinggi, memiliki protein dan serat tinggi.
4. Coba cari tahu kadar HDL anda dan coba tingkatkan sampai di nilai 50. Bagi wanita, nilai HDL tinggi jauh lebih baik daripada LDL rendah. Entah kenapa, tapi yang jelas, makin tinggi nilai HDL, makin bagus (50 sudah termasuk bagus). CAra termudah untuk meningkatkan nilainya adalah olahraga, kurangi minuman keras, makan makanan dengan lemak sehat, misalnya: zaitun, canola. Asam Pantotenat (vit. B5) juga bisa membantu.
5. Makan 10 sendok makan saus tomat dalam seminggu. Ini adalah tips favorit saya. Saus tomat penuh dengan kalium yang menurunkan tekanan darah. Yang saya maksud, bukan saus tomat yang asin, gurih dan berlemak, atau yang disajikan dengan pasta dalam jumlah raksasa. Saus biasa, sederhana, dan sehat.
6. Secara teratur, gunakan benang gigi. Menghindari penyakit mulut, mencegah radang arteri, yang membantu anda mengurangi kemungkinan sakit jantung. Jarang ada orang yang tahu bahwa kesehatan mulut anda mempengaruhi semua kesehatan arteri anda, yang mempengaruhi keadaan aliran darah ke jantung dan organ seksual anda, bahkan, mempengaruhi kerutan pada kulit.
7. Jangan makan minyak jenuh lebih dari 20 gram setuap hari, dan gunakan minyak trans sesedikit mungkin. Lemak jenuh dan lemak trans akan menyebabkan radang arteri. Cinnamon roll (roti kayu manis) memiliki 7 gram lemak jenuh. Minyak trans (misalnya dalam mentega atau margarin), sering ditemukan dalam makanan yang diproses atau dipanggang dalam oven.
8. Baca label, dan segera taruh kembali makanan yang label, dengan 5 bahan pertama menuliskan gula. Kenapa? urutan bahan diurutkan berdasarkan kandungan terbanyak. Memang boleh rendah lemak, tapi jika tinggi gula, sama aja boong. Kenapa? karena jika anda makan gula berlebihan, ujung2nya jadi lemak juga, yang ditumpuk di sekitar perut.
9. Minum alkohol? kurangi, sehari segelas aja. Kami sendiri masih belum jelas, tapi minuman beralkohol seperti bir dan anggur memiliki efek anti – radang. Tapi sering ditemukan bahwa mereka yang tidak minum alkohol sama sekali, malah memiliki kemungkinan serangan jantung lebih tinggi daripada mereka yang minum sedikit2. O yah! minum 7 gelas sehari nggak sama efeknya dengna minum 1 gelas tiap hari!
10. Makan 9 porsi sayuran dan buah setiap hari. Buah dan sayuran penuh dengan serat. Coba pelan2 tingkatkan jumlahnya dalam 2 – 6 minggu. karena jika jumlahnya meningkat drastis, malah kurang ok hasilnya, dan mempengaruhi pencernaan anda sendiri!.

Read more: http://www.untukku.com/berita-untukku/10-cara-mencegah-penyakit-jantung-untukku.html#ixzz1sWL9rUbb

10 cemilan sehat bagi tubuh anda

10 cemilan sehat bagi tubuh anda


Kegiatan apa yang biasanya kita lakukan sambil nonton teve atau baca novel kesayangan? Jawabannya adalah ngemil. Tapi, saking nikmatnya, kita sampai nggak sadar bahayanya.Hmm, bukan berarti kita nggak boleh ngemil sama sekali, lho. Cemilanitu pada dasarnya berfungsi untuk memberi gizi dan mengurangi rasa lapar saat menunggu waktu makan, serta menjaga agar gula darah nggak turun. Yang perlu kita lakukan hanyalah lebih pintar saja memilih cemilan kita. Nggak hanya cemilan yang sekadar enak, tapi juga sehat.Mengkonsumsi cemilan bukan hanya untuk mengganjal perut dari rasa lapar. Tetapi juga harus dipikirkan dari sisi kesehatan yang terkadung di dalamnya.
Apakah Anda adalah salah satu orang yang suka ngemil? Banyak yang mengatakan kalau ngemil dapat membuat bobot tubuh naik, benarkah demikian?
Cemilan atau makanan kecil atau istilah populernya adalah snack, biasanya dimakan untuk mengisi waktu luang sambil menonton televisi atau bekerja, bahkan ada juga yang sering memakan cemilan sebelum atau terkadang setelah makan utama.
Cemilan sehat yang dapat Anda konsumsi antara lain:  Pisang, Wortel, Yogurt, blueberi, es krim, kacan almond, agar- agar, pisang, popcorn, wortel, brokoli, Cemilan ini tidak hanya akan memuaskan selera lidah Anda tetapi juga menambah asupan nutrisi.
Sebaiknya konsumsilah cemilan yang rendah kalori dan kaya kalsium. Seperti apa?
1. Smoothie Bluberi
Smoothie bluberi = 93 kalori. Smoothie menjadi salah satu cara nikmat mendapat tambahan kalsium dan antioksidan. Blender sepertiga cangkir yoghurt tanpa lemak dengan dua pertiga cangkir bluberi beku dan es. Kalau bluberi mahal, ganti dengan stroberi.
Smoothie ini akan memperlambat cara minum Anda. Semakin banyak waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan camilan ini, rasanya akan lebih nikmat.
2. Es Krim
Setengah cangkir es krim rendah lemak = 100 kalori. Tak banyak yang menyangka es krim bisa menjadi ide camilan bergizi. Memang harus dilihat dulu es krim yang akan disantap. Sebaiknya pilih yang rendah kalori dan lemak.
3. Yogurt dan keju
Kedua makanan ini juga merupakan pilihan yang baik untuk sumber kalsium. Yogurt atau Frozen yogurt dapat dikombinasikan dengan berbagai buah-buahan atau topping lainnya seperti sereal, biskuit yang memiliki kandungan mineral seperti fosfor dan magnesium, karena dua mineral tersebut dapat membantu penyerapan kalsium lebih baik. Rasanya yang asam segar, dipadu dengan aneka jenis topping, membuat kita ketagihan mengonsumsinya. Nggak usah khawatir, karena yogurt biasanya low calories dan mengandung banyak protein, kalsium, kalium dan juga probiotik. Zat probiotik ini nggak hanya bisa meningkatkan kekebalan tubuh, tapi juga bagus untuk sistem pencernaan kita. Kita bisa memeriksa apakah yogurt itu mengandung probiotik atau nggak dengan melihat adanya label “active cultures” atau “live cultures” di kemasannya.
4. Kacang Almond
Sebanyak 14 butir kacang almond = 98 kalori. Kacang almond sudah cukup banyak tersedia di sejumlah supermarket. Sebaiknya pilih kacang almond yang belum ditambah garam.
Lebih baik lagi membeli kacang almond mentah lalu dipanggang tanpa garam. Karena rasanya enak, batasi asupan kacang almond tak lebih dari 14 butir agar kalorinya masih di bawah 100.
5. Biskuit
Biskuit mengandung banyak susu dan dapat memenuhi kebutuhan kalsium Anda. Pilihlah biskuit yang memiliki takaran perbandingan dengan segelas susu (misal satu kemasan 100 gram setara dengan satu gelas susu).
6. Agar-agar
Selain gampang dibuatnya, agar-agar mengandung kalori yang sedikit dan mampu menahan lapar cukup lama. Pilih deh, agar-agar polos yang hanya mengandung 10 kalori saja. Kalau suka agar-agar dengan buah atau gula di dalamnya, tingkat kalorinya juga masih rendah kok, hanya sekitar 70-80 kalori saja.
7. Pisang
Buah favorit monyet ini ternyata bisa jadi cemilan yang oke banget, lho! Rasanya yang manis, harganya murah, dan nggak tergantung musim. Pisang juga bergizi tinggi. Nggak hanya kaya vitamin B6, vitamin C, pisang juga kaya akan serat yang bagus buat pencernaan kita. Sebuah pisang juga mengandung kurang lebih 460 miligram kalium, yang bagus untuk jantung kita. Bair nggak bosan, kita bisa membuat smoothies atau mencampurkan pisang ke dalam sereal kita saat sarapan
8. Popcorn
Selain jadi teman yang oke saat menonton film, ternyata popcorn juga termasuk cemilan yang sehat, lho. Satu boks popcorn yang besar hanya mengandung 93 kalori dan 1,5 gram lemak.  Selain itu, popcorn juga mengandungzat antioksidan penting, vitamin B, vitamin E, magnesium dan serat. Sehat banget, kan?
9. Brokoli 
Dengan mengonsumsi 1/2 cangkir brokoli mentah yang telah dipotong-potong, Anda sudah mendapatkan setengah dari anjuran dosis harian vitamin C (41 miligram). Sayur kaya nutrisi ini juga menawarkan folat dan sejumlah vitamin.  Di samping itu, brokoli juga mengandung jumlah kalsium yang setara dengan kalsium susu. Karena itu, sangat cocok untuk Anda yang menderita osteoporosis atau kekurangan kalsium.
 10. Wortel 
Anda bisa memenuhi kebutuhan vitamin untuk sepanjang hari dengan mengonsumsi satu wortel ukuran sedang. Satu wortel saja mengandung 17.158 internasional unit (IU) vitamin A.
Sekarang Anda sudah mengetahui beberapa cemilan sehat untuk dikonsumsi. Jadi, mulai sekarang pilih dan rencanakan cemilan sehat yang akan Anda makan, jangan tunggu sampai Anda kelaparan. Hidup cemilan sehat!

Proteus vulgaris




24h old culture
Kingdom:
Phylum:
Class:
Gamma Proteobacteria
Order:
Family:
Enterobacteriaceae
Genus:
Species:
P. vulgaris
Proteus vulgaris
Hauser 1885
Proteus vulgaris is a rod-shaped, Gram negative bacterium that inhabits the intestinal tracts of humans and animals. It can be found in soil, water and fecal matter. It is grouped with the enterobacteriaceae and is an opportunistic pathogen of humans. It is known to cause urinary tract infections and wound infections.
The term Proteus signifies changeability of form, as personified in the Homeric poems in Proteus, "the old man of the sea," who tends the sealflocks of Poseidon and has the gift of endless transformation. The first use of the term “Proteus” in bacteriological nomenclature was made by Hauser (1885) who described under this term three types of organisms which he isolated from putrefied meat. One of the three species Hauser identified was Proteus vulgaris so this organism has a long history in Microbiology.
Over the past two decades the genus Proteus, and in particular P. vulgaris, has undergone a number of major taxonomic revisions. In 1982, P. vulgaris was separated into three biogroups on the basis of indole production. Biogroup one was indole negative and represented a new species: P. penneri; while biogroup two and three remained together as P. vulgaris.
Lab Identification
According to laboratory conducted fermentation tests, P. vulgaris ferments glucose and amygdalin, but does not ferment mannitol or lactose. P. vulgaris also tests positive for the methyl red (mixed acid fermentation) test and is also an extremely motile organism.
When P. vulgaris is tested using the API 20E Identification System [1] test strip for enterobacteriaceae (made by BIOMERIEUX) [2], it is discovered that it provides a positive result for: sulfur reduction, urease production, tryptophan deaminase production, and indole production, and provides a negative result for the remainder of the tests on the testing strip.
It is referenced in the Analytical Profile Index using the seven-digit code: 0474021
The optimal growing conditions of this organism is in a facultative anaerobic environment with an average temperature of about 37 degrees Celsius .
The Becton/Dickinson BBL Enterotube II system for identification of members of the family Enterobacteriaceae inoculated with Proteus vulgaris may yield the following results: Positive for Glucose fermentation (with gas production). Negative for Lysine and Ornithine. Positive for Hydrogen sulfide production and positive for Indole production. Negative for Adonitol and Lactose. Negative for Arabinose, Sorbitol and Dulcitol. The Phenylalanine test was positive as was the Harnstoff Urea test. Proteus vulgaris tested positive for Citrate. All combine for a "Biocode ID of 31407" for use in the Interpretation Guide/Computer Coding and Identification System (CCIS). Note that Proteus vulgaris can also test Urease negative in solid media (such as in Enterotube), but will be Urease positive in liquid media. The CCIS code will still identify Proteus vulgaris with a negative urease test.
Proteus Infections
Etiology & Epidemiology
  • Nosocomial infections
  • Proteus mirabilis causes 90% of Proteus infections.
  • Proteus vulgaris and Proteus penneri are easily isolated from individuals in long-term care facilities and hospitals and from patients with underlying diseases or compromised immune systems.
  • Patients with recurrent infections, those with structural abnormalities of the urinary tract, those who have had urethral instrumentation, and those whose infections were acquired in the hospital have an increased frequency of infection caused by Proteus and other organisms (e.g., Klebsiella, Enterobacter, Pseudomonas, enterococci, staphylococci)
Pathogenesis & Virulence
motility flagella
adherence factors
Fimbriae - facilitate adherence and thus enhance the capacity of the organism to produce disease
inflammatory response
IL-6/IL-8 secretion - attachment to uroepithelial cells initiates secretion apoptosis and epithelial cell desquamation pyelonephritis - Bacterial production of urease increases risk bacteremia & sepsis - bacterial endotoxin (LPS)
Survival urease production - alkalinize the urine by hydrolyzing urea to ammonia makes proteus effective in producing an environment in which it can survive.
Clinical Expression
Bacteremia & sepsis - Enterobacteriaceae (of which Proteus is a member) and Pseudomonas species are the microorganisms most commonly responsible for gram-negative bacteremia.
The presence of the sepsis syndrome associated with a UTI should raise the possibility of urinary tract obstruction. This is especially true of patients who reside in long-term care facilities, who have long-term indwelling urethral catheters, or who have a known history of urethral anatomic abnormalities.
UTI obstruction - Urease production leads to precipitation of organic and inorganic compounds, which leads to struvite stone formation. Struvite stones are composed of a combination of magnesium ammonium phosphate (struvite) and calcium carbonate-apatite. Struvite stone formation can be sustained only when ammonia production is increased and the urine pH is elevated to decrease the solubility of phosphate. Both of these requirements can occur only when urine is infected with a urease-producing organism such as Proteus. Urease metabolizes urea into ammonia and carbon dioxide: Urea 2NH3 + CO2. The ammonia/ammonium buffer pair has a pK of 9.0, resulting in the combination of highly alkaline urine rich in ammonia.
Symptoms attributable to struvite stones are uncommon. More often, women present with UTI, flank pain, or hematuria and are found to have a persistently alkaline urine pH (>7.0).
Treatments
Known antibiotics that P. vulgaris is sensitive to:
Ciprofloxacin
Ceftazidime
Netilmicin
Sulbactam or Cefoperazo
Meropenem
Piperacillin/tazobactam
Unasyn
Antibiotics should be introduced in much higher doses than "normal" when P. vulgaris has infected the sinus or respiratory tissues. I.E.- Ciprofloxacin should be introduced at a level of at least 2000 mg per day orally in such a situation, rather than the "standard" 1000 mg per day.
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Proteus_vulgaris

Stroke??? apa itu ???

 

 
 
 
 
Stroke (bahasa Inggris: stroke, cerebrovascular accident, CVA) adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang penderita mengalami kelumpuhan di anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya. Beberapa tahun belakangan ini makin populer istilah serangan otak. Istilah ini berpadanan dengan istilah yang sudah dikenal luas, "serangan jantung".
Stroke terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat oleh emboli. Emboli bisa berupa kolesterol atau udara.

Klasifikasi
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu stroke iskemik maupun stroke hemorragik. Sebuah prognosis hasil sebuah penelitian di Korea menyatakan bahwa, 75,2% stroke iskemik diderita oleh kaum pria dengan prevalensi berupa hipertensi, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol. Berdasarkan sistem TOAST, komposisi terbagi menjadi 20,8% LAAS, 17,4% LAC, 18,1% CEI, 16,8% UDE dan 26,8% ODE.
Stroke hemorragik
Dalam stroke hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Pendarahan dapat terjadi di seluruh bagian otak seperti caudate putamen; talamus; hipokampus; frontal, parietal, dan occipital cortex; hipotalamus; area suprakiasmatik; cerebellum; pons; dan midbrain. Hampir 70 persen kasus stroke hemorrhagik menyerang penderita hipertensi.
Stroke hemorragik terbagi menjadi subtipe intracerebral hemorrhage (ICH), subarachnoid hemorrhage (SAH), cerebral venous thrombosis, dan spinal cord stroke. ICH lebih lanjut terbagi menjadi parenchymal hemorrhage, hemorrhagic infarction, dan punctate hemorrhage.
Stroke iskemik
Dalam stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung (arcus aorta).
Sistem klasifikasi etiologis
Beberapa sistem klasifikasi yang didasarkan kepada pertimbangan etiologi telah diterapkan kepada stroke iskemik. Beberapa sistem tersebut gagal mengikuti perkembangan jaman dan tidak lagi dipergunakan, beberapa sistem yang lain masih dapat diterima oleh sebagian masyarakat dan dipergunakan dalam lingkup yang terbatas. Berikut adalah sistem klasifikasi yang paling mutakhir dan paling banyak digunakan.
Sistem TOAST
Sistem TOAST (bahasa Inggris: Trial of ORG 10172 in Acute Stroke Treatment) pertama kali dikembangkan kepada terapi stroke iskemik akut pada awal tahun 1990. Sistem ini didasarkan kepada sebagian besar fitur klinis namun tetap mempertimbangkan informasi diagnostik dari CT, MRI, transthoracic echocardiography, extracranial carotid ultrasonography, dan jika memungkinkan, cerebral angiography.
Sistem TOAST membagi stroke menjadi 5 subtipe yaitu, large artery atherosclerosis (LAAS), cardiaoembolic infarct (CEI), small artery occlusion/lacunar infarct (LAC), stroke of another determined cause/origin (ODE), dan stroke of an undetermined cause/origin (UDE).
Sistem CCS
Klasifikasi sistem CCS (bahasa Inggris: Causative Classification of Stroke System) mirip dengan sistem TOAST dengan perbedaan dalam subtipe large artery atherosclerosis dibedakan menjadi occlusive dan stenotic. Sebagai contoh, penurunan diameter ≥ 50%, atau penurunan diameter <50% disertai plaque ulceration atau trombosis. Dan subtipe undetermined cause dibedakan lebih lanjut menjadi unknown, incomplete evaluation, unclassified stroke (more than one etiology), dan cryptogenic embolism.
Sistem ASCO
ASCO merupakan akronim dari atherothrombosis, small vessel disease, cardiac causes, and other uncommon causes. Sistem ASCO merupakan klasifikasi berdasarkan sistem fenotipe. Tiap fenotipe masih terbagi menjadi jenjang 0, 1, 2, 3 atau 9. Jenjang 0 berarti disease is completely absent, 1 berarti definitely a potential cause of the index stroke, 2 untuk causality uncertain dan 3 untuk unlikely a direct cause of the index stroke (but disease is present), 9 bagi grading is not possible due to insufficient work-up.
Dalam sistem ini, penderita dapat dikategorikan menjadi lebih dari satu subtipe etiologis, misalnya, penderita dengan ateroma karotid yang menyebabkan stenosis 50% dan fibrilasi atrial dengan aterosklerosis dan emboli kardiak, atau dijabarkan menjadi seperti A1-S9-C0-O3.
Sistem UCSD Stroke DataBank
Sistem UCSD mengklasifikan stroke iskemik menjadi large-vessel stenotic, large-vessel occlusive, Small-vessel stenotic, small-vessel occlusive, embolic dan unknown cause. Sedangkan klasifikasi stroke hemorragik terbagi menjadi subtipe yang sama yaitu tipe intracerebral dan subarachnoid.
Sistem HCSR
Sistem HCSR (bahasa Inggris: Harvard Cooperative Stroke Registry) membuat klasifikasi menjadi subtipe stroke yang disertai trombosis di arteri atau dengan infark lakunar, cerebral embolism, intracerebral hematoma, subarachnoid hemorrhage dari malformasi aneurysm atau arteriovenous.
Sistem NINCDS Stroke Data Bank
Dalam Stroke Data Bank of the National Institute of Neurological and Communicative Disorders and Stroke memklasifikasi menjadi subtipe diagnostik berdasarkan riwayat klinis penderita, pemeriksaan, test laborat meliputi tomografi, noninvasive vascular imaging, dan saat memungkinkan dan relevan, angiografi. Dari diagnosa tersebut subtipe infarcts of undetermined cause (IUC) dapat diklasifikasi ulang menjadi subtipe embolisme idiopatik, stenosis atau trombosis di pembuluh nadi, infark lakunar, infarksi superfisial dan sindrom nonlakunar.
Sistem lain
Beberapa ahli lain mempertimbangan klasifikasi berdasarkan fenotipe seperti keberadaan internal carotid artery plaque, intima-media thickness, leukoaraiosis, cerebral microbleeds (CMB), atau multiple lacunae.
CMB adalah deposit hemosiderin intraserebral yang terdapat di ruang pervaskular. Ekspresi CMB sangat tinggi di infark lakunar dan infark aterotrombotik, dan berekspresi rendah di infarksi kardioembolik. CMB dan leukoaraiosis sangat berkaitan erat. Hasil prognosis menunjukkan bahwa CMB ditemukan dalam 47-80% kasus primary intracerebral haemorrhage dan 0-78% dalam kasus ischaemic cerebrovascular disease.
Patofisiologi
Hingga saat ini patofisiologi stroke merupakan studi yang sebagian besar didasarkan kepada serangkaian penelitian, terhadap berbagai proses yang saling terkait, meliputi kegagalan energi, hilangnya homeostasis ion sel, asidosis, peningkatan kadar Ca2+ sitosolik, eksitotoksisitas, toksisitas dengan radikal bebas, produksi asam arakidonat, sitotoksisitas dengan sitokina, aktivasi sistem komplemen, disrupsi sawar darah otak, aktivasi sel glial dan infiltrasi leukosit.
Pusat area otak besar yang terpapar iskemia akan mengalami penurunan aliran darah yang dramatis, menjadi cedera dan memicu jenjang reaksi seperti lintasan eksitotoksisitas yang berujung kepada nekrosis yang menjadi pusat area infark dikelilingi oleh penumbra/zona peri-infarksi. Menurut morfologi, nekrosis merupakan bengkak selular akibat disrupsi inti sel, organel, membran plasma, dan disintegrasi struktur inti dan sitoskeleton.
Di area penumbra, apoptosis neural akan berusaha dihambat oleh kedua mekanisme eksitotoksik dan peradangan, oleh karena sel otak yang masih normal akan menginduksi sistem kekebalan turunan untuk meningkatkan toleransi jaringan otak terhadap kondisi iskemia, agar tetap dapat melakukan aktivitas metabolisme. Protein khas CNS seperti pancortin-2 akan berinteraksi dengan protein modulator aktin, Wiskott-Aldrich syndrome protein verprolin homologous-1 (WAVE-1) dan Bcl-xL akan membentuk kompleks protein mitokondrial untuk proses penghambatan tersebut.
Riset terkini menunjukkan bahwa banyak neuron di area penumbra dapat mengalami apoptosis setelah beberapa jam/hari sebagai bagian dari proses pemulihan jaringan pasca stroke dengan 2 lintasan, yaitu lintasan ekstrinsik dan lintasan intrinsik.
Iskemia tidak hanya mempengaruhi jaringan parenkima otak, namun berdampak pula kepada sistem ekstrakranial. Oleh karena itu, stroke akan menginduksi imunosupresi yang dramatis melalui aktivasi berlebih sistem saraf simpatetik, sehingga memungkinkan terjadinya infeksi bakterial seperti pneumonia.
Eksitotoksisitas asam glutamat
Asam glutamat merupakan asam amino neurotransmiter eksitatorial utama di otak, akan menumpuk di ruang ekstraselular dan mengaktivasi pencerapnya. Aktivasi pencerap glutamat akan mempengaruhi konsentrasi ion intraselular, terutama ion Na+ dan Ca2+. Peningkatan influx ion Na+ dapat membuat sel menjadi cedera pada awal mula terjadinya iskemia, namun riset menunjukkan bahwa sebagian besar kerusakan sel yang ditimbulkan oleh toksisitas asam glutamat saat terjadi iskemia lebih disebabkan oleh peningkatan berlebih influx ion kalsium intraselular yang kemudian menimbulkan efek toksik.
Stres oksidatif
Sepanjang proses stroke, terjadi peningkatan radikal bebas seperti anion superoksida, radikal hidroksil dan NO. Sumber utama senyawa radikal bebas turunan oksigen yang biasa disebut spesi oksigen reaktif dalam proses iskemia adalah mitokondria. Sedangkan produksi senyawa superoksida saat pasca iskemia adalah metabolisme asam arakidonat melalui lintasan siklo-oksigenase dan lipo-oksigenase. Radikal bebas juga dapat diproduksi oleh sel mikroglia yang teraktivasi dan leukosit melalui sistem NADPH oksidase segera setelah terjadi reperfusi di jaringan iskemik. Oksidasi tersebut akan menyebabkan kerusakan lebih lanjut di jaringan dan merupakan molekul yang penting untuk memicu apoptosis setelah stroke iskemik.
NO umumnya dihasilkan dari L-arginina dengan salah satu isoform NO sintase, dan merupakan kluster diferensiasi neuron di seluruh bagian otak dengan sebutan nNOS. Aktivasi nNOS memerlukan kalsium/kalmodulin. Di sisi lain, ekspresi iNOS (bahasa Inggris: inducible NOS) terdapat di sel radang seperti sel mikroglia dan monosit. Kedua isoform nNOS dan iNOS memiliki peran yang merusak otak pada rentang waktu iskemia. Namun isoform yang ketiga eNOS (bahasa Inggris: endothelial NOS) memiliki efek vasodilasi dan tidak bersifat merusak.
Aktivasi pencerap NMDA saat iskemia akan menstimulasi produksi NO oleh nNOS. NO yang terbentuk akan masuk ke dalam sitoplasma dan bereaksi dengan superoksida dan menghasilkan sejenis spesi oksigen yang sangat reaktif yaitu peroksinitrita (ONOO-).
Pasca iskemia, kedua jenis spesi oksigen reaktif dan spesi nitrogen reaktif kemudian berperan untuk mengaktivasi beberapa lintasan metabolisme seperti radang, apoptosis, dan penurunan pasokan oksigen yang berdampak kepada peningkatan asam laktat melalui glikolisis anaerobik atau asidosis. Selain itu, akan tampak ekspresi gen iNOS di sel vaskular maupun sel yang mengalami peradangan dan ekspresi gen COX-2 di sel saraf di area antara infark dan penumbra. Kedua gen radang ini akan meningkatkan kerusakan iskemik.
Peroksidasi lipid
Selain menghasilkan berbagai senyawa ROS, lintasan asidosis juga turut serta dalam proses sintesis protein intraselular. Peroksidasi lipid di membran sel yang menginduksi apoptosis terhadap neuron, akan menghasilkan senyawa aldehida yang disebut 4-hidroksinonenal (4-HNE) yang akan bereaksi dengan transporter membran seperti Na+/K+ ATPase, transporter glutamat dan transporter glukosa.
Kerusakan di transporter membran, yang menyebabkan influx berlebih ion Ca2+ dan radikal bebas, lebih lanjut akan mengaktivasi faktor transkripsi neuroprotektif seperti NF-κB, HIF-1 dan IRF-1. Aktivasi faktor transkripsi ini akan menginduksi produksi sitokina radang seperti IL-1, IL-6, TNF-α, kemokina seperti IL-8, MCP-1, molekul adhesi sel seperti selektin, ICAM-1, VCAM-1 dan gen pro-radang lainnya seperti IIP-10.
Disfungsi sawar darah otak
Sawar darah otak yang merupakan jaringan endotelium di otak akan merespon kondisi cedera akibat stroke dengan meningkatkan permeabilitas dan menurunkan fungsi sawarnya, bersamaan dengan degradasi lamina basal di dinding pembuluhnya. Oleh sebab itu, pada kondisi akut, stroke akan meningkatkan interaksi antara sel endotelial otak dengan sel ekstravaskular seperti astrosit, mikroglia, neuron, dengan sel intravaskular seperti keping darah, leukosit; dan memberikan kontribusi lebih lanjut pada proses peradangan, disamping perubahan sirkulasi kadar ICAM-1, trombomodulin, faktor jaringan dan tissue factor pathway inhibitor. Disfungsi endotelial yang menyebabkan defisiensi sawar darah otak, impaired cerebral autoregulation dan perubahan protrombotik dipercaya merupakan penyebab cerebral small vessel disease (SVD). Penderita (SVD) dapat mengalami infark lakunar, atau dengan disertai leukoaraiosis.
Dari 594 penderita stroke, leukoaraiosis ditemukan dalam 55,4% cerebral large vessel disease (LVD) atau ateroskeloris, 30,3% dalam SVD dan 14,3% dalam cardioembolic disease. Dalam pronosis LVD, leukoaraiosis memiliki kecenderungan ke arah grup stenosis intrakranial dengan 40,3% untuk grup intrakranial, 26,9% untuk grup ekstrakranial dan 45,5% untuk grup kombinasi keduanya. Tidak ditemukan korelasi antara leukoaraiosis dengan diabetes mellitus, hiperlipidemia, merokok, hipertensi dan penyakit jantung.
Infiltrasi leukosit
Di jaringan otak terdapat beberapa populasi sel dengan kapasitas untuk mensekresi sitokina setelah terjadi stimulasi iskemia, yaitu sel endotelial, astrosit, sel mikroglia dan neuron.
Peran respon peradangan pasca iskemia dilakukan oleh sel mikroglia, terutama di area penumbra dengan sekresi sitokina pro-radang, metabolit dan enzim toksik. Selain itu, sel mikroglia dan astrosit juga mensekresi faktor neuroprotektif seperti eritropoietin, TGFβ1, dan metalotionein-2.
Terdapat banyak bukti yang menunjukkan peran leukosit terhadap patogenesis cedera akibat stroke seperti cedera di jaringan akibat reperfusi dan disfungsi mikrovaskular. Bukti-bukti tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian pokok yaitu,
  • terjadi akumulasi leukosit pasca iskemia hingga terjadi cedera jaringan
  • simtoma iskemia direspon dengan peningkatan neutrofil. Dalam percobaan dengan tikus, rendahnya populasi neutrofil dalam sirkulasi darah menunjukkan volume infark yang lebih kecil.
  • pencegahan adhesi sel antara leukosit dengan sel endotelial pada sawar darah otak, dengan antibodi monoklonal terbukti dapat memberikan perlindungan terhadap cedera akibat stroke.
Akumulasi sel T terjadi pasca iskemia, dan diperkirakan merupakan penyebab terjadinya reperfusi. Sel T CD8 dapat menginduksi cedera otak dengan molekul dari granula sitotoksik. Sel TH1 CD4+ dengan sekresi sitokina pro-radang termasuk IL-2, IL-12, IFN-γ dan TNF-α dapat memperburuk efek yang ditimbulkan stroke, sedangkan Sel TH2 CD4+ dengan sitokina anti-radang seperti IL-4, IL-5, IL-10 dan IL-13 lebih mempunyai peran protektif.
Pendarahan
Pada percobaan terhadap hewan kelinci, setidaknya sitokina TNF-α atau antibodinya berperan atas terjadinya pendarahan setelah terjadi stroke iskemik yang diinduksi oleh klot. Dalam hal ini terjadi peningkatan prognosis terjadinya pendarahan dari 18,5% menjadi 53,3% dan peningkatan volume pendarahan hingga 87%. Disamping itu, penggunaan tissue plasminogen activator (tPA) dengan dosis standar 3,3 mg/kg akan meningkatkan kemungkinan pendarahan dari 18,5% menjadi 76,5%, efek tPA ini dapat diredam dengan penggunaan antibodi anti-TNFα. Pemberian EPO setelah 6 jam serangan stroke akan memperburuk pendarahan yang diinduksi tPA dengan mediasi MMP-9, NF-κB dan interleukin-1 receptor-associated kinase-1 (IRAK-1).
Pada hewan tikus, TNF-α akan menginduksi ekspresi MMP-9 yang menurunkan kadar protein dalam sawar darah otak seperti okludin, dan meningkatkan permeabilitas pada pembuluh kapiler otak. MMP-9 kemudian memodulasi, Gelatinase A untuk membuka sawar darah otak. Pendarahan yang terjadi kemudian direspon tubuh dengan memproduksi urokinase-type plasminogen activator (uPA). Ekspresi MMP-9 juga dapat diinduksi oleh lipopolisakarida.
Faktor risiko
Hipertensi
Hipertensi akan merangsang pembentukan plak aterosklerotik di pembuluh arteri dan arteriol dalam otak, serta menginduksi lintasan lipohialinosis di pembuluh ganglia basal, hingga menyebabkankan infark lakunar atau pendarahan otak.
Fibrilasi atrial
Fibrilasi atrial merupakan indikasi terjadinya kardioembolisme, sedangkan kardioembolisme merupakan 20% penyebab stok iskemik. Kardioembolisme terjadi akibat kurangnya kontraksi otot jantung di bilik kiri, disebut stasis, yang terjadi oleh penumpukan konsentrasi fibrinogen, D-dimer dan faktor von Willebrand. Hal ini merupakan indikasi status protrombotik dengan infark miokardial, yang pada gilirannya, akan melepaskan trombus yang terbentuk, dengan konsekuensi peningkatan risiko embolisasi di otak. Sekitar 2,5% penderita infark miokardial akut akan mengalami stroke dalam kurun waktu 2 hingga 4 minggu, 8% pria dan 11% wanita akan mengalami stroke iskemik dalam waktu 6 tahun, oleh karena disfungsi dan aneurysm bilik kiri jantung.
Aterosklerosis
Penelitian mengenai lintasan aterogenesis yang memicu aterosklerosis selama ini terfokus kepada pembuluh nadi koroner, namun proses serupa juga terjadi di otak dan menyebabkan stroke iskemik. Aterosklerosis dapat menyerang pembuluh nadi otak seperti pembuluh karotid, pembuluh nadi di otak tengah, dan pembuluh basilar, atau kepada pembuluh arteriol otak seperti pembuluh lenticulostriate, basilar penetrating, dan medullary. Beberapa riset menunjukkan bahwa mekanisme aterosklerosis yang menyerang pembuluh nadi dapat sedikit berbeda dengan mekanisme kepada pembuluh arteriol.
Aterosklerosis intrakranial dianggap sebagai kondisi yang sangat jarang terjadi. Hasil otopsi infark otak dari 339 penderita stroke yang meninggal akibat aterosklerosis intrakranial, ditemukan 62,2% plak intrakranial dan 43,2% stenosis intrakranial. Hasil otopsi oleh National Cardiovascular Center, Osaka, Jepang terhadap 142 penderita stroke yang meninggal dalam waktu 30 hari sejak terhitung sejak terjadi serangan iskemia, menunjukkan bahwa kedua jenis trombus yang kaya akan keping darah dan yang kaya akan fibrin berkembang di culprit plaque di dalam pembuluh nadi otak merupakan faktor utama penyebab stroke aterotrombotik. 70% kasus stroke kardioembolik menunjukkan keberadaan trombus sebagai sumber potensial terbentuknya emboli di jantung atau pembuluh balik terhadap penderita patent foramen ovale dan tetralogy of Fallot. Umumnya trombus yang kaya akan keping darah yang mengendap di pembuluh balik jantung, akan terlepas dan membentuk emboli di pembuluh nadi otak.
Diabetes mellitus
Berdasarkan studi hasil otopsi, penderita diabetes mellitus rentan terhadap infark lakunar dan cerebral small vessel disease. Studi epidemiologi menunjukkan bahwa diabetes merupakan faktor risiko bagi stroke iskemik. Patogenesis stroke yang dipicu tampaknya dimulai dari reasi berlebih glikasi dan oksidasi, disfungsi endotelial, peningkatan agregasi keping darah, defisiensi fibrinolisis dan resistansi insulin. Dalam hewan tikus, stroke iskemik yang terjadi dalam diabetes mellitus akan memicu stroke hemorragik yang disertai dengan peningkatan enzim MMP-9 di otak yang memperburuk kondisi leukoaraiosis.
Transient Ischemic Attack (TIA)
Transient ischemic attack (TIA), disebut juga acute cerebrovascular syndrome (ACVS), adalah salah satu faktor risiko dari stroke iskemik.
TIA dapat dijabarkan sebagai episode singkat disfungsi neurologis yang biasanya terjadi akibat gangguan vaskular, berupa simtoma iskemia di otak atau retina yang berlangsung kurang dari 24 jam, atau kurang dari 1 jam, tanpa meninggalkan bekas berupa infark serebral akut.
Dari sudut pandang lain, oleh karena stroke merupakan defisiensi neurologis akibat perubahan aliran darah di jaringan otak, maka TIA dapat dikatakan sebagai indikasi atau simtoma yang ditimbulkan dari perubahan aliran darah otak yang tidak dapat dideteksi secara klinis dalam waktu 24 jam.
TIA tidak selalu menjadi indikasi akan terjadinya stroke di kemudian hari, dan jarang sekali dikaitkan dengan stroke hemorragik primer. Dalam populasi manusia yang telah beranjak tua, TIA diinduksi oleh terhalangnya aliran darah di pembuluh darah besar terutama akibat aterotrombosis, namun dalam penderita yang berusia di bawah 45 tahun TIA umumnya disebabkan oleh robeknya pembuluh darah (bahasa Inggris: arterial dissection), migrain dan obat-obatan sympathomimetic. TIA juga dapat disebabkan oleh :